Sabtu, 09 April 2011

Sajakku


Tiga hari tanpa kabar setelah kami bertengkar karena alasan sepele, hanya karena aku bilang “i miss u” padamu...
Ponselku tak berdering sama sekali. SMS darimu pun tak pernah ada...
Ah, hapeku sepi...
Waktu itu tidak bisa diputar kembali,
Ini kisah tentangmu, hanya agar kau tahu, bahwa otakku tidak bisa lepas dari memori-memori itu!
Sel-sel dalam otakku sudah membeku karena sistemnya sudah berhasil kamu rusak dengan memori jutaan tera file kenangan dan keindahanmu!
Aku tidak bisa menghapusnya, jika aku paksa, maka aku bisa gila!
Ah, tak usah file itu aku hapus, sekarang pun aku sudah gila karena aku terlanjur bertemu denganmu.

Lima tahun yang lalu aku mengenalmu, sosok pemuda berseragam putih abu-abu.
Hanya namamu saja yang aku tahu, hanya sebuah nama tidak lebih tidak kurang.
Hei, kau sombong ternyata!
Tak mau kenal perempuan, dekat dengan perempuan pun kau tak mau, kau malah lari menjauh...
Memang dia makhluk seperti apa sampai kau tak mau mendekatinya?
Dasar sok cakep, sok suci, sok sibuk, sok cool, sok-sokkan!
Lalu, tiba-tiba sang cupid gila menghampiriku,
Kenapa tiba-tiba dia bisa mencintaiku?
Dan kenapa aku bisa ikut mencintainya?
Si lelaki angkuh itu!
Aku masih ingat, aku sangat takut untuk lewat depan kelasmu.
Aku tak takut denganmu, tapi aku sangat takut dengan teman-temanmu! Aku malu!
Aku lari cepat-cepat menghindari lirikan liar matamu, terutama teman-temanmu.
Kamu tahu, aku sering mencuri pandang di kelasmu, berharap-harap cemas, sangat mengharap kamu terlihat dari balik jendela dan sela-sela kaca walau hanya secuil siluetmu saja.
Yup! Otakku kacau! Buyar konsentrasiku hanya untuk mencoba menangkap jejak jalanmu.
Aku masih ingat rona merah pipinya saat kami duduk berdua ditaman sekolah hanya untuk sekedar berkata, “Hai!”
Ah, sangat lucu!
Aku masih sangat ingat saat dia mengatakan, sudah saatnya kami saling terikat satu sama lain.
Karena kamu mencintaiku dan aku mencintainya.
Aku bertemu dengan cinta pertamaku!
Kamu pun mengakuinya bahwa aku adalah cinta pertamanya juga.
Kamu tahu, saat itu perutku menari!
Kamu tahu, saat itu gunung kebahagiaan sedang meletus, berdentum keras di dadaku, menyesakkan hingga tenggorokan!
Mulai saat itu aku sudah menutup hati untuk lelaki manapun di dunia ini selain kamu, sampai hari ini, sampai detik ini.
Lelaki asing, tolong jangan ganggu aku!
Jangan coba dekati aku, aku sudah memilikinya, lelaki yang telah lama aku cintai, lelaki yang tak ingin aku tinggalkan selamanya, lelaki yang sudah terlanjur membuat aku gila cinta!
Buang jauh-jauh rayuan dan perhatian yang kau berikan padaku, sudah cukup, tolong...
Aku telah menutup hati, tapi membukanya hanya untuk kekasihku itu.
Aku masih ingat aku dan kamu sangat takut untuk bersentuhan sekedar bergandengan tangan.
Kamu tahu, betapa panas dingin suhu tubuhku!
Kamu tahu, keringat dingin mengucur deras menjalar diseluruh lekuk tubuhku! Dingin...
Hei stop! Itu masa lalu, lima tahun yang lalu!
Sekarang, kamu bukan kamu yang dahulu...
Aku sangat bisa marasakannya, tak perlu repot aku menuliskannya, kamu tahu hanya dengan membacanya, membaca kata hatiku.
Padahal kamu tahu, aku berharap kamu tetap kamu yang dulu,
Yang romantis, yang perhatian, yang pemalu, yang indah, yang ramah, yang selalu tersenyum, yang selalu ada jika aku butuh kamu, yang tahu bahwa aku butuh pelukan dan ciumanmu yang hangat, yang sangat mencintaiku dengan cinta yang menggebu-gebu.
Hei, boy!
Kamu sudah jadi candu buatku, tiap malam aku menjadi sakau karena ingat padamu!
Hatiku meronta, keringat dingin memandikan seluruh tubuh, mataku liar mencari sosokmu yang ternyata tidak ada disampingku...
Sekarang, kamu terlalu jauh untuk bisa aku gapai...
Aku tak bisa lagi untuk menyentuhmu, memelukmu, bahkan sekedar mengecup pipimu...
Apakah kamu tahu bahwa tiap detik aku selalu merindukanmu?
Mengapa kamu selalu marah tiap aku katakan “rindu” kepadamu?
Sudahkah kau bosan dengan kata-kata itu?
Apakah salah jika aku rindu padamu?
Apakah salah jika aku terlanjur menyayangimu?
Apakah salah jika aku terlanjur cinta kepadamu?
Ya, aku sangat salah karena terlanjur terlalu cinta kepadamu hingga akhirnya menjadi rasa sakit yang menumpuk dan aku sendiri tak mampu mengobatinya...
Untuk kekasihku nun jauh disana, dan semoga hingga hari ini masih mencintaiku, Muzayyan Nugroho :*
Aku hanya tak mau menyesal, karena ini sudah pilihanku.
Aku mau maka aku jaga...
Hingga hari ini, rasa ini semoga tetap terus menggunung dan aku menunggu saat yang tepat agar aku bisa tumpahkan semuanya kepadamu suatu saat nanti. Saat terindah nanti...
Love U so much! :*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar